Dalam denting jam malam kutermenung menatap jarum detik yang kian terus bergerak melingkar. Dalam hatiku selalu bertanya apa sebenarnya yang aku pikirkan? Aku terkadangbngung akan kata hatiku, sekian lamanya siang aku tak memejamkan mata masih sanggup aku membiarkan mata ini terbuka sampai larut, sehari yang kurasakan istirahat hanya satu dua jam saja. Disaat itu aku rasakan keindahan mimpiku, di lain waktu aku selalu terjaga dengan segala kegelisahanku.
aku sendiri bingung? mnegapa aku harus begini? aku ingin sperti masuia yan yang lain menjalani hidupnya tanpa beban sedikitpun di pundaknya, tapi entah mengapa ak harus menjalani uian ini terasa begitu berat. Mungkin aku sanggup tapi mungkin terkadang ak tak sanggup? memang diantara keduanya.
Disaat ku tegar apaun dapat kulewati tanpa tetes air mata? tapi mengapa setelah sekaian lama berlalu aku meneteskan air mata yan tak kurasakan terjatuh dalam pipiku, air mata yang sangat dalam ari dalam hati ini?aku selau berfikir akan kah ada keajaiban yan menyelimutiku? akan kah ada kebahagian yang kekal atas semua rencanaku? akankah ada sampai pada akhir penantianku.
ak butuh orang buat curhat yan terdalam tapi tak ada, sekaran tuh sudah ga ada. Hanya layar komputer dan lekukan-lekukan huruf yang menemani dalam sepinya malamku aku kadan bertanya apakah mungkin? tak seorangpun memikirkan sampai sedalam ini, tapi waktuku sudah berkata 19 tahun aku hidup, 19 tahun ak menginjakan kakiku ditanah tapi apa yan sudah keperbuat tidak ada? apa prestasi yan kuraih? tidak ada akankah dalam usiaku yan semakin habis in dapat kuukirakan prestasi teruntuk ornag tuaku tercinta khusus kepada ibuku yang penuh membela hidupnya untuk melihatku sukses...
Ibuku wanita yan paling tegar, paling kuat, paling berharga dalam hidupku. ku teringat akan janjiku padanya " Tolong ma, sembuhlah dari sakitmu agar engkau dapat melihat anakmu ini sukses". Itulah kata yan terucap oleh bibirku saat ibuku akan menjalani operasi yang dokterpun tak bisa menjamin keselamatannya. Tapi apa sekarang ak hanya sampah, semangatku mulai pudar untu menggapai cita-cita. Aku sudah lelah dipermainkan oleh takdir yan harus begitu panjangku lalui, tapi aku tak bisa menyalahkan takdir tapi diriku sendiri.
Her kapan kau akan bangkit, her gapai mimpi indahmu, her dimana semangatmu? buktikan pada mereka bahwa kamu memang bisa, kamu dapat bangkit, kamu harus bisa lebih sabar,
Dalam hatiku selalu tersirat aku berhutang pada ibuku......
"Mah maafin anakmu ini belum bisa bahagiakanmu, aku punya segudang impian tapi sungguh begitu sulit kuraih...Do'amu selalu kutunggu....salam sayang, Anakmu Heri Kiswanto"<>